Tampilkan postingan dengan label milis resonansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label milis resonansi. Tampilkan semua postingan
22 Januari 2009
we are different!
Perilaku orang yang berilmu ini seharusnya berbeda dengan perilaku orang yang tidak berilmu. Bila ada orang yang berilmu melakukan perbuatan bodoh sebagaimana yang dilakukan orang yang tidak berilmu, maka hal ini dapat di ibaratkan bagai seorang jawara yang dikala berkelahi lupa akan ilmu silatnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak yang kita temukan jawara-jawara yang lupa akan silatnya. Misalnya saja kita masih menemukan seorang dokter spesialis paru-paru yang masih rutin merokok. Ataupun seorang alim ulama terkenal yang disela-sela kesibukannya dalam memberikan dakwah, masih sempat menjalankan bisnis rentenir. Kita juga masih menemukan oknum pejabat yang seharusnya melindungi warganya, malahan menjadi warganya itu sebagai sapi perahan. Rasanya terlalu banyak contoh yang senada yang ada di depan mata kita.
Yang ingin di kemukakan disini adalah bukan bermaksud untuk menyebarkan gosip yang menimpa orang-orang yang berilmu (mudah-mudahan itu tidak benar), tetapi untuk merenungkan mencari sebab-sebab mengapa orang yang berilmu itu masih dapat juga terjerumus dalam perbuatan yang sama dengan perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tidak berilmu . Misalnya saja seorang ulama. Seharunya seorang ulama itu menyadari sepenuhnya bahwa dirinya ulama. Dan ia pun menyadari dari konsekwensinya bahwa dirinya itu bebeda dengan orang awam. Artinya, bila orang awam wajar saja buang air kecil di pinggir jalan, tentu hal ini tidak boleh dilakukan. Atau bagi orang awam wajar-wajar saja tertawa terbahak-bahak, maka tentunya itu tidak berlaku untuk dirinya.
Dengan demikian, seorang yang berilmu harus menyadari benar konsekwensinya akibat menyandang ilmunya itu. Yaitu perbuatan yang tampaknya wajar dilakukan orang awam, menjadi tidak wajar kalau dilakukan olehnya. Mungkin salah satu cara yang dapat di gunakan oleh orang berilmu untuk mengendalikan diri di saat akan tergelincir, adalah dengan mengucapkan berulang-ulang di dalam hatinya dengan motto : "We are different"
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak yang kita temukan jawara-jawara yang lupa akan silatnya. Misalnya saja kita masih menemukan seorang dokter spesialis paru-paru yang masih rutin merokok. Ataupun seorang alim ulama terkenal yang disela-sela kesibukannya dalam memberikan dakwah, masih sempat menjalankan bisnis rentenir. Kita juga masih menemukan oknum pejabat yang seharusnya melindungi warganya, malahan menjadi warganya itu sebagai sapi perahan. Rasanya terlalu banyak contoh yang senada yang ada di depan mata kita.
Yang ingin di kemukakan disini adalah bukan bermaksud untuk menyebarkan gosip yang menimpa orang-orang yang berilmu (mudah-mudahan itu tidak benar), tetapi untuk merenungkan mencari sebab-sebab mengapa orang yang berilmu itu masih dapat juga terjerumus dalam perbuatan yang sama dengan perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tidak berilmu . Misalnya saja seorang ulama. Seharunya seorang ulama itu menyadari sepenuhnya bahwa dirinya ulama. Dan ia pun menyadari dari konsekwensinya bahwa dirinya itu bebeda dengan orang awam. Artinya, bila orang awam wajar saja buang air kecil di pinggir jalan, tentu hal ini tidak boleh dilakukan. Atau bagi orang awam wajar-wajar saja tertawa terbahak-bahak, maka tentunya itu tidak berlaku untuk dirinya.
Dengan demikian, seorang yang berilmu harus menyadari benar konsekwensinya akibat menyandang ilmunya itu. Yaitu perbuatan yang tampaknya wajar dilakukan orang awam, menjadi tidak wajar kalau dilakukan olehnya. Mungkin salah satu cara yang dapat di gunakan oleh orang berilmu untuk mengendalikan diri di saat akan tergelincir, adalah dengan mengucapkan berulang-ulang di dalam hatinya dengan motto : "We are different"
lemah tapi kuat
Pernakan anda memperhatikan tetesan air? Tenaganya begitu lemah, sehingga seolah-olah dapat di abaikan. Tetapi bila air ini menetes pada tempat yang sama selama puluhan tahun, ternyata ia mampu membuat batu besar menjadi berlubang!
Pelajaran yang diambil dari ayat ini adalah bila manusia mau tekun berusaha maka lama kelamaan ia insya Allah, akan berhasil. Seberapapun susahnya suatu masalah asal kita tekun berusaha , maka tidak ada yang dapat di atasi. Tentu dengan izin Allah.
Taat menjalani kehendak-Nya itu memang berat, bahkan memang dapat dikatakan sangat berat, tetapi pernakan kita mencoba menjalaninya dengan segenap dan upaya yang kita miliki? Sudah rutinkan kita mengkaji petunjuk-Nya yang terulang dalam kitab-Nya, sebagaimana air menetesi batu besar itu?
Pelajaran yang diambil dari ayat ini adalah bila manusia mau tekun berusaha maka lama kelamaan ia insya Allah, akan berhasil. Seberapapun susahnya suatu masalah asal kita tekun berusaha , maka tidak ada yang dapat di atasi. Tentu dengan izin Allah.
Taat menjalani kehendak-Nya itu memang berat, bahkan memang dapat dikatakan sangat berat, tetapi pernakan kita mencoba menjalaninya dengan segenap dan upaya yang kita miliki? Sudah rutinkan kita mengkaji petunjuk-Nya yang terulang dalam kitab-Nya, sebagaimana air menetesi batu besar itu?
21 Januari 2009
kebenaran yang tersenbunyi
Ada seorang ahli hikmah berkata bila Tuhan memberi nikmat kepada kita, sebenarnya dia ingin kita tahu bahwa Dia itu Maha Baik; sebaliknya bila Dia memberi musibah kepada kita, sebenarnya Dia itu ingin memberi kita hikmah. Bila kita renungkan, rasanya memang benar demikian. Kalau kita terpaku hanya pada musibahnya saja, maka jelas bagaimanpun musibah itu pasti jelek; namun bila kita tidak memfokuskanhanya pada musibah itu saja, tetapi melihat segala aspek yang ada, maka akan justru terlihat karena adanya musibah itulah hidupnya memjadi lurus. Hal ini mungkin lebih jelas kalau kita lihat tahi lalat yang berada di wajah seorang wanita, kalau kita memfokuskan pada tahi lalat itu saja, maka memang tahi lalat itu buruk sekali. Tetapi kalu kita pandang wajah wanita itu secara keseluruhan, justru wajahnya cantik karena ada tahi lalat itu!
kita juga sering mendambadambakan mempunyai harta yang melimpah, pangkat yang tinggi, ataupun menjadi orang yang sangat terkenal. begitu tingginya keinginan itu sehingga seringkali kita wujudkan dalam tindakan berupa menundukan atau merendahkan diri sedemikian rupa pada orang-orang kaya atau pada orang-orang yang berpangkat. Padahal statistik menunjukkan bahwa orang kaya atau berpangkat itu lebih banyak stres ataupun tenggelam pada kemaksiatan ketimbang petani miskin di desa. Jadi sebenarnya menjadi kaya raya ternyata bukan jaminan untuk hidup bahagia, apalagi untuk masuk surga.
Dari uraian singkat diatas, bukan berarti kita tidak boleh kaya tapi kita harus pandai-pandai pada saat menerima musibah ataupun pada waktu mendapatkan kesenangan/kenikmatan hidup. karena ternyata musibah maupun kesenangan itu bisa saja mempunyai makna yang sebaliknya. Bila hai ini kita fahami dengan baik, maka kita tidak akan "memarahi" Tuhan ketika ketika Dia memberi kita musibah; ataupun mengira Dia pasti meridoi segala perbuatan kita (termasuk maksiat!), bila kita ditenggelamkan-Nya dalam kesenangan atau kenikmatan duniawi. Demikian juga, kita tidak akan termasuk orang yang salah kaprah, yaitu memohon ampun pada saat menerima nikmat dan bersukur pada saat menerima musibah.
kita juga sering mendambadambakan mempunyai harta yang melimpah, pangkat yang tinggi, ataupun menjadi orang yang sangat terkenal. begitu tingginya keinginan itu sehingga seringkali kita wujudkan dalam tindakan berupa menundukan atau merendahkan diri sedemikian rupa pada orang-orang kaya atau pada orang-orang yang berpangkat. Padahal statistik menunjukkan bahwa orang kaya atau berpangkat itu lebih banyak stres ataupun tenggelam pada kemaksiatan ketimbang petani miskin di desa. Jadi sebenarnya menjadi kaya raya ternyata bukan jaminan untuk hidup bahagia, apalagi untuk masuk surga.
Dari uraian singkat diatas, bukan berarti kita tidak boleh kaya tapi kita harus pandai-pandai pada saat menerima musibah ataupun pada waktu mendapatkan kesenangan/kenikmatan hidup. karena ternyata musibah maupun kesenangan itu bisa saja mempunyai makna yang sebaliknya. Bila hai ini kita fahami dengan baik, maka kita tidak akan "memarahi" Tuhan ketika ketika Dia memberi kita musibah; ataupun mengira Dia pasti meridoi segala perbuatan kita (termasuk maksiat!), bila kita ditenggelamkan-Nya dalam kesenangan atau kenikmatan duniawi. Demikian juga, kita tidak akan termasuk orang yang salah kaprah, yaitu memohon ampun pada saat menerima nikmat dan bersukur pada saat menerima musibah.
12 Januari 2009
Enam jalan untuk meng -Emas-kan keinginan-keinginan
Tiap manusia ketika mencapai usia yang membuat ia faham tentang kegunaan uang, ia akan menghendakinya. Akan tetapi menghendakinya itu saja tidak akan membawa kekayaan. Mengingininya dengan cara menguasai segala sesuatu lainya, sehingga menjadi pikiran kuat dan membara menguasai seluruh jiwanya dan kemudian mendorongnya untuk membuat rencana dan memcari jalan untuk mewujudkan keinginannya itu.
ada enam cara yang harus di pakai untuk mengubah keinginan akan kekayaan itu sampai menjadi wujud nyata yaitu :
Disilah Keinginan yang membara itu akan membantu anda. sebab jika anda sunguh-sunguh mengingini, sehingga keinginan itu menguasai seluruh jiwa anda dan menjadi suatu obsesi, maka takakan sulit bagi anda untuk menyakinkan diri sendiri bahwa anda pasti akan memperolehnya,
Ketahuilah bahwa tidak mungkin anda dapat mengumpulkan kekayaan dalam jumlah yang besar kecuali jika anda dapat mengubah alam fikiran anda dan mengisinya dengan suatu kenginan keras yang membara, sehingga anda percaya dengan nyakin bahwa anda akan berhasil.
ada enam cara yang harus di pakai untuk mengubah keinginan akan kekayaan itu sampai menjadi wujud nyata yaitu :
- Tetapkan dalam pikiran anda berapa secara tepat jumlah uang yang anda ingin peroleh. Tidak cukup untuk hanya berkata ; "saya ingin memdapatkan uang banyak sekali". Jumlah itu harus ditetapkan secara tepat.
- Tetapkanlah secara tepat kesediaan apa yang yang dapat anda berikan sebagai imbalan dari uang yang anda ingin peroleh itu. (Dalam kenyataan hidup tidak ada memperoleh sesuatu dengan cuma-cuma).
- Tetapkan suatu hari pasti untuk memiliki uang yang anda ingin peroleh itu kapan ?
- Buat suatu rencana yang pasti untuk untuk melaksanakan keinginan anda itu, dan mulailah segera tampa melihat apakah anda sudah siap ataukah tidak melaksanakan rencana tersebut dengan tindakan-tindakan nyata.
- Buatlah ringkasan tertulis yang jelah tentang jumlah uang yang anda ingin peroleh, sebutkan batas waktu usaha untuk memperolehnya, catat apa yang anda berikan sebagai imbalan dari memperoleh uang itu, dan jelaskan rencana yang anda hendak gunakan untuk memperoleh uang tersebut.
- Bacalah ringkasan tertulis anda dengan suara keras, dua kali sehari, satu kali sebelum mau tidur dan pada waktu pagi. Sambil membaca lihat dan rasakan serta percayalah seolah-olah anda telah memili uang itu.
Disilah Keinginan yang membara itu akan membantu anda. sebab jika anda sunguh-sunguh mengingini, sehingga keinginan itu menguasai seluruh jiwa anda dan menjadi suatu obsesi, maka takakan sulit bagi anda untuk menyakinkan diri sendiri bahwa anda pasti akan memperolehnya,
Ketahuilah bahwa tidak mungkin anda dapat mengumpulkan kekayaan dalam jumlah yang besar kecuali jika anda dapat mengubah alam fikiran anda dan mengisinya dengan suatu kenginan keras yang membara, sehingga anda percaya dengan nyakin bahwa anda akan berhasil.
09 Desember 2008
siapa yang tahu?
Pada zaman dahulu ada seorang raja yang amat zalim. Pada suatu ketika raja zalim ini tertimpa penyakit yang amat berat, Seluruh tabib yang ada di kerajaan itu di kumpulkan. Di bawah ancaman pedang, mereka di suruh menyembuhkannya. Namun sanyangnya tidak ada satu tabibpun yang mampu menyembuhkan penyakit yang dideritanya itu. Hingga ahirnya ada seorang tabib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu sebenarnya dapat di sembuhkan dengan memakan sejenis ikan, yang sanyangnya saat ini belum musimnya ikan itu muncul kepermukaan. Walaupun raja menyadari hal itu, namun diperintahkan juga semua orang untuk mencari ikan tersebut. Aneh bin ajaib. Ternyata ikan itu sangat mudah di dapatkan! sehingga ahirnya raja sembuh dari penyakit yang dideritanya. Dilain waktu dan tempat, ada raja yang amat terkenal kebijaksanaanya, pada suatu ketika raja bijaksana itu menderita sakit.Ternyata para tabib mempunyai obat yang sama untuk penyakit baginda raja ini adalah dengan memakan sejenis ikan tertentu yang saat ini sedang musimnya muncul ke permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera sembuh kembali. Tapi apa yang terjadi? ternyata ikan yang seharusnya banyak di jumpai di perkmukaan laut, tidak satupun yang tampak! Walaupun pihak kerajaan telah mengerahkan seluruh ahli selamnya, tetap saja ikan tersebut tidak ditemukan. Sehingga raja yang bijaksana itu manggkat !
Dikisahkan para malaikatpun bingung dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan memberanikan diri bertanya "Ya Tuhan kami, apa sebabnya engkau menggiring ikan-ikan itu kepermakaan laut sehingga raja yang zalim itu selamat, sedangkan sewaktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan tersebut ke dasar laut sehingga raja yang baik itu meninggal?" Tuhan pun berfirma, "Wahai para malaikatku, sesungguhnya raja uang zalim itu telah berbuat kebaikan. Karena itu aku balas kebaikannya itu, sehingga nati pada waktu dia menghadap-Ku, tidak adalagi kebaikan sedikitpun yang akan dibawanya. Dan akan aku tempatkan di neraka yang paling bawah! sementara raja yang bijak itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikitpun dosa yang dibawanya; karena hukuman atas dosanya itu telah kutunaikan seluruhnya didunia
Kita dapat mengambil sedikitnya tiga pelajran dari tutur bersayap ini. Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang hukumannya langsung di tunaikan Allah di dunia ini pula, sehingga dengan demikian di akhirat nanti tidak diperhitungkan-Nya lagi (kenyakinan ini dapat menguatkan iman kita ketika sedang tertimpa musibah) Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita (kenyakinan ini dpt menjaga kita untuk tidak berbuat seenaknya dengan lezatnya duniawi sehingga meninggalkan urusan akhirat) Pelajaran ketiga adalah: Siapa yang tahu maksud Allah?
Dikisahkan para malaikatpun bingung dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan memberanikan diri bertanya "Ya Tuhan kami, apa sebabnya engkau menggiring ikan-ikan itu kepermakaan laut sehingga raja yang zalim itu selamat, sedangkan sewaktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan tersebut ke dasar laut sehingga raja yang baik itu meninggal?" Tuhan pun berfirma, "Wahai para malaikatku, sesungguhnya raja uang zalim itu telah berbuat kebaikan. Karena itu aku balas kebaikannya itu, sehingga nati pada waktu dia menghadap-Ku, tidak adalagi kebaikan sedikitpun yang akan dibawanya. Dan akan aku tempatkan di neraka yang paling bawah! sementara raja yang bijak itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikitpun dosa yang dibawanya; karena hukuman atas dosanya itu telah kutunaikan seluruhnya didunia
Kita dapat mengambil sedikitnya tiga pelajran dari tutur bersayap ini. Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang hukumannya langsung di tunaikan Allah di dunia ini pula, sehingga dengan demikian di akhirat nanti tidak diperhitungkan-Nya lagi (kenyakinan ini dapat menguatkan iman kita ketika sedang tertimpa musibah) Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita (kenyakinan ini dpt menjaga kita untuk tidak berbuat seenaknya dengan lezatnya duniawi sehingga meninggalkan urusan akhirat) Pelajaran ketiga adalah: Siapa yang tahu maksud Allah?
06 Desember 2008
kecil itu indah
Banyangkan suatu ketika kita naik bus ke daerah pegunungan, dimana disamping jalannya berkelak-kelok dan menanjak, di sebelah kanan jalan pun terbentang jurang yang dalam. Tiba-tiba kendaraan di depan bus yang kita tumpangi entah bagaimana menumpahkan oli yang mengakibatkan jalan seketika menjadi licin. Bus yang kita naiki akibatnya slip tidak bisa maju, bahkan mulai bergerak mundur. Di rem pun percuma, karena jalan menjadi sedemikian licinya. Semua penumpang panik berhamburan keluar karena takut bus yang kita tumpangi masuk ke dalam jurang. Mereka pun berusaha mencaru batu untuk mengganjal ban. Tetapi malangnya di sekitar itu kebetulan tidak diketemukan batu sebutirpun. Padahal selama perjalanan tadi batu-batuan banyak berserakan di sepanjang jalan. Batu yang tadinya tidak ada harganya sama sekali, sekarang di jual seratus ribupun dijamin laku!
Message yang ingin disampaikan disini dari peristiwa diatas bukannya berarti kita sedang naik bus lalu ketemu batu, batu itu harus kita pungut, tetapi message yang ingin dikemukakan disini adalah janganlah meremehkan yang kecil-kecil. Karena yang kecil bisa jadi suatu ketika akan menjadi sangat besar nilainya. Jangan kita remehkan ibadah-ibadah yang kelihatanya sepele, karena yang sepele ini boleh jadi justru akan memetukan posisi timbangan kita di pengadilan ahir kelak. Ucapan salam, mengunjungi orang sakit, memenuhi undangan, senyum, istigfar, sedekah dan ibadah-ibadah lainya yang seringkali kita abaikan karene kecilnya.
Message yang ingin disampaikan disini dari peristiwa diatas bukannya berarti kita sedang naik bus lalu ketemu batu, batu itu harus kita pungut, tetapi message yang ingin dikemukakan disini adalah janganlah meremehkan yang kecil-kecil. Karena yang kecil bisa jadi suatu ketika akan menjadi sangat besar nilainya. Jangan kita remehkan ibadah-ibadah yang kelihatanya sepele, karena yang sepele ini boleh jadi justru akan memetukan posisi timbangan kita di pengadilan ahir kelak. Ucapan salam, mengunjungi orang sakit, memenuhi undangan, senyum, istigfar, sedekah dan ibadah-ibadah lainya yang seringkali kita abaikan karene kecilnya.
Label:
milis resonansi,
motinator,
motivasi,
motivasi diri
05 Desember 2008
Tidak perlu ber mimpi dahulu
Ada seorang yang bermimpi dirinya di kejar kejar oleh seekor ular naga yang ganas. Dalam mimpinya itu, ia lari lintang-pukang. Namun malangnya, seberapapun ia berlari, ular naga yang selalu menyemburkan api dari mulutnya itu tetap saja dapat mengikutinya. Kemanapun ia bersembunyi, selalu saja dapat di temukan oleh ular naga itu. Dalam kepanikanya, ahirnya ia berjumpa dengan seorang tua renta yang wajahnya bercahaya bak rembulan. Berharap bahwa orang tua ini sakti mandraguna, ia pun lantasmeminta batuan padanya untuk mengusir ular naga itu. Tetapi sang kakek yang berwajah bak rembulan ini, ternyata malahan menangis sambil mengatakan bahwa dirinya terlalu lemah untuk menghadapi ular naga yang galak itu. Dengan rasa panik yang amat sangat, ia pun lari tungangang-langgang menghindari sang ular naga yang tampak semakin bernafsu untuk melumatkan dirinya. Untunglah pada keadaan kritis tersebut ia segera terbangun.
Meskipun hanya mimpi, tetapi hal ini memberikan kesan yang memdalam bagi jiwanya. Maka di carilah orang yang terkenal pandai membaca tabir mimpi "ular naga itu adalah penjelmaan amal salahmu, sedangkan orang tua renta yang berwajah rembulan itu adalah wujud dari amal salehmu," begitulah tutur sang ahli pembaca mimpi
Mendengar hal itu, orang ini pun tertegun sambil mengingat-ngingat perbuatannya selama ini. "Pantas saja kalau orang tua yang berwajah rembulan itu tidak bisa menolongku, karena amal salehku lebih sedikit dibandingkan pembangkanganku terhadap tuhan" katanya lirih
Ahirnya orang itupun bertekad untuk bertobat dengan sungu-sunguh, yaitu ia akan selalu mentaati perintah Tuhan dan menjahui segala larangan-Nya.
Sebenarnya kisah diatas ini tidaklah aneh, karena memang karena setiap orang pernah bermimpi. Tetapi apakah kita harus bermimpi dikejar naga dahulu baru bertobat?Apakah kita lupa sudah berapa banyak saudara kita yang meninggal tanpa dempat dikejar oleh sang naga?
Meskipun hanya mimpi, tetapi hal ini memberikan kesan yang memdalam bagi jiwanya. Maka di carilah orang yang terkenal pandai membaca tabir mimpi "ular naga itu adalah penjelmaan amal salahmu, sedangkan orang tua renta yang berwajah rembulan itu adalah wujud dari amal salehmu," begitulah tutur sang ahli pembaca mimpi
Mendengar hal itu, orang ini pun tertegun sambil mengingat-ngingat perbuatannya selama ini. "Pantas saja kalau orang tua yang berwajah rembulan itu tidak bisa menolongku, karena amal salehku lebih sedikit dibandingkan pembangkanganku terhadap tuhan" katanya lirih
Ahirnya orang itupun bertekad untuk bertobat dengan sungu-sunguh, yaitu ia akan selalu mentaati perintah Tuhan dan menjahui segala larangan-Nya.
Sebenarnya kisah diatas ini tidaklah aneh, karena memang karena setiap orang pernah bermimpi. Tetapi apakah kita harus bermimpi dikejar naga dahulu baru bertobat?Apakah kita lupa sudah berapa banyak saudara kita yang meninggal tanpa dempat dikejar oleh sang naga?
Belajarlah dari Burung dan Cacing!
Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kehidupan, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing, Burung setiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa mengetahui di mana ia harus mendapatkannya, karena itu, kadangkala sore hari ia pulang dalam keadaan perut kenyang, kadang pula ia pulang membawa oleh-oleh makanan untuk keluarganya, tetapi sering pula ia pulang ke sarangnya dalam keadaan masih keroncongan. Meskipun burung tanpaknya lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya kantor yang tetap (apalagi setelah lahannya banyak berubah menjadi real estate) atau trayek yang jelas, namum yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri!. Kita tidak pernah melihat burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas, atau kita tidak pernah melihat ada burung yang sekonyong-konyong meluncukan dirinya kedalam sungai!. Nampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu ada di atas di waktu lain akan terhempas ke bawah. Suatu waktu kekenyangan dan lain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita melihat binatang yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk mencari makanannya. Cacing tidak mempunyai tangan, kaki, tanduk, atau bahkan mungkini a tidak mempunyai mata dan telinga. tetapi cacing serupa dengan makhluk Tuhan lainya yaitu ia mempunya perut yang bila tidak di isi maka ia akan mati. Kalau kita bandingkan dengan manusia yang di ciptakan oleh Tuhan paling sempurna dibandingkan dengan makhlik-makhluk ciptaanl ainya, banyak yang kalah hanya dengan seekor cacing. Manusia banyak bunuh diri akibat merasa kesulitan dalam mencari nafkan hidupnya, sementara tita tidak pernah melihat ada cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu!
02 Desember 2008
Masih banyakkah oksigen kita
Ahli hikmah mengatakan bahwa perjalan hidup manusia tidak ubahnya sebagai seorang penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara itu dalam melaksanakan tugasnya selalu berbekal tabung oksigen yang dibawa di punggungnya. Ketika ia hendak terjun menyelam, niatnya tiada lain hanya ingin mencari tiram mutira sebyak-banyaknya. Tetapi begitu ia terjun ke laut, ternyata saat itu pula ia mulai lupa pada tiram yang harus ia carinya. Pandangan di bawah laut yang sangat mempesona, dengan bunga karang dan ikan hias berwarna-warni yang sangat indah, membuatnya silau. Ia pun lalu terlena bercanda ria mengejar-ngejar ikan yang berwarna-warni tersebut.
Melupakan tugas semula yaitu mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana. Hingga pada suatu saat, ahirnya pun merasa bahwa oksigen di pungungnya tinggal sedikit lagi. Maka timbul rasa takutnya, tak terbanyangkan olehnya kemarahan majikannya bila ia muncul kepermukaan tanpa membawa sejumlah tiram mutiara yang diharapkan. Dengan tergesa-gesa, karena persediaan oksigen dalam tabungnya sudah menipis, ia berusaha mengambil tiram yang ada sebanyak-banyaknya. Namun sanyang, fisiknya yang kelelahan setelah bercanda ria dengan ikan-ikan hias yang indah itu tidak mampu menunjang lagi.
Akhirnya isi tabung benar-benar kosong, sehingga meskipun tiram mutiara yang di bawanya tinggal sedikit, ia mau tak mau harus muncul ke permukaan laut. Malangnya lagi, kerena terburu-buru ia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah di dapatnya dengan susah payah itu sebagian tumpah keluar.
Di permukaan, majikannya telah menunggu. Ketika dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram sebagaimana yang diharapkan, maka ia pun memcaci-maki penyelam itu dan saat itu pula si penyelam di pecat tanpa diberi pesangon sedikipun! dengan penuh rasa penyesalan si penyelam meminta kesempatan ulang untuk menyelam kembali, namun majikannya menolak, "Lebih baik aku memakai orang lain daripada memakai engkauyang hanya pandai membuang-buang oksigen saja!"katanya ketus
Yang ingin disampaikan dalam kisah ini yaitu perupamaan yang begiytu mirip dengan perjalannan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen melambangkan umur manusia, tiram mutiara melambangkan pahala dan tiram mutiara yang tumpah itu melambangkan pahala yang hilang karena ria, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan akan kenikmatan duniawi
Melupakan tugas semula yaitu mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana. Hingga pada suatu saat, ahirnya pun merasa bahwa oksigen di pungungnya tinggal sedikit lagi. Maka timbul rasa takutnya, tak terbanyangkan olehnya kemarahan majikannya bila ia muncul kepermukaan tanpa membawa sejumlah tiram mutiara yang diharapkan. Dengan tergesa-gesa, karena persediaan oksigen dalam tabungnya sudah menipis, ia berusaha mengambil tiram yang ada sebanyak-banyaknya. Namun sanyang, fisiknya yang kelelahan setelah bercanda ria dengan ikan-ikan hias yang indah itu tidak mampu menunjang lagi.
Akhirnya isi tabung benar-benar kosong, sehingga meskipun tiram mutiara yang di bawanya tinggal sedikit, ia mau tak mau harus muncul ke permukaan laut. Malangnya lagi, kerena terburu-buru ia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah di dapatnya dengan susah payah itu sebagian tumpah keluar.
Di permukaan, majikannya telah menunggu. Ketika dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram sebagaimana yang diharapkan, maka ia pun memcaci-maki penyelam itu dan saat itu pula si penyelam di pecat tanpa diberi pesangon sedikipun! dengan penuh rasa penyesalan si penyelam meminta kesempatan ulang untuk menyelam kembali, namun majikannya menolak, "Lebih baik aku memakai orang lain daripada memakai engkauyang hanya pandai membuang-buang oksigen saja!"katanya ketus
Yang ingin disampaikan dalam kisah ini yaitu perupamaan yang begiytu mirip dengan perjalannan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen melambangkan umur manusia, tiram mutiara melambangkan pahala dan tiram mutiara yang tumpah itu melambangkan pahala yang hilang karena ria, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan akan kenikmatan duniawi
28 November 2008
JANGAN MENJUAL NERAKA
Konon, hidup seorang "super salesman"
yang bernama Joni. Joni bisa menjual apapun, dimanapun, kepada siapapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Joni adalah pekerja "super keras" ia mulai bereaksi dari pagi buta hingga larut malam, dari hari senin hingga hari minggu tanpa istirahat. Namun Tuhan berkehendak lain, menurutNya sudah waktunya Joni beristirahat, dan Jonipun tanpa sempat pamit meninggal dunia.
Setelah meninggal dunia. Joni bertemu dengan malaikat untuk menentukan bagaimana kehidupan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan malaikat, amal baik Joni sama dengan hal-hal buruk yang ia kerjakan selama hidup di dunia, dengan demikian Joni boleh memilih untuk masuk surga atau neraka. Karena joni salesman yang berpengalaman, maka iapun berhati-hati dalam menentukan pilihan, maka kemudianpun ia bertanya kepada malaikat apa yang ia dapatkan baik disurga atau pun di neraka. Menurut malaikat, surga itu serba bersih, serba teratur dan serba kecukupan. Di surga dapat bertemu dengan para nabi dan orang-orang suci lainnya, bertemu dengan orang yang sepanjang hidupnya mengerjakan perbutatan baik, dan para pemuka agama. Kalau dineraka serba ada, serba bebas, serba enak. Biarpun tidak seteratur surga, tetapi segala kenikmatan di dunia ada di neraka. Bedanya, di neraka semuanya di dapat secara gratis.
Joni pun menimbang kedua pilihan itu dengan sangat hati-hati. Menyadari sepanjang hidupnya selalu menjual dan tidak sempat merasakan kenikmatan duniawi, maka Joni tertarik untuk memilih neraka. Joni adalah salesman dia butuh garansi. Oleh karena itu ia meminta malaikat, kalu seandainya ia memilih neraka dan tidak puas, apakah ia boleh pindah ke surga. Malaikatpun kembali melihat catatan, dan ternyata aturan mengenai itu dimungkinkan selama Joni tingggal di neraka minimum enam bulan sejak masuk. Joni pun setuju dan ia pun masuk se ke dalam neraka.
Enam bulan kemudian pagi-pagi benar ada keributan di depan markas malaikat. Seoang pria menggedor-gedor pintu sambil berteriak-teriak marah. Malaikatpun keluar dan bertanya apa duduk permasalahanya. Si pria itu ternyata baru datang dari neraka dan marah-marah karena merasa ditipu oleh malaikat. Apa yang dikatakan malaikat tentang neraka enam bulan lalu ternyata tidak benar. Di neraka menurut pria ini serba panas, dimana-mana ada api dan selalu dikejar-kejar setan dengan pedang yang membara, dan tidak ada satupun kenikmatan duniawi yang dapat di temuinya.
Malaikat lalu bertanya siapa nama pria tersebut. Dan pria tersebut menjawab Joni malaikat melihat ke catatan Joni, Joni yang mana kerena banyak Joni-Joni yang lain. Dengan kesal Joni menjawab bahwa ia adalah joni sang "super salesman". Malikat itu kemudian dengan teliti melihat catatan mereka, dan menjawab"Oooo..., kamu Joni "super salesman" yang hebat itu. Kenapa harus marah-marah seperti itu? Kalau aku tidak mengatakan begitu kepadamu enam bulan yang lalu, kamu pasti tidak mau masuk neraka. Ah masak gitu saja marah, dahulukan kamu salesman?, saya juga salesman juga!," ujar malaikat dengan tatapan penuh ejekan.
Cerita ini sebuah kasus, yang mengungkapkan segala cara boleh digunakan oleh penjual, yang penting terjadi penjualan.Cara seperti itu akan menimbulkan situasi dimana sipenjual akan selalu mencari korban agar terjadi transaksi penjualan. Cara seperti ini merupakan pencerminan paradigma berpikir bahwa penjualan adalah ahir pemasaran. setelah melakukan penjualan, penjual akan selalu berpikir untuk mencari calon pembeli baru, demikian seterusnya kejadian berulang. Paradigma berpikir seharusnya adalah: penjualan merupakan titik awal dari hubungan seumur hidup antara penjual dan pembeli, yang harus kita ketahui dan pahami bahwa tujuan penjualan adalah menawarkan produk barang atau jasa kepada konsumen supaya terjadi transaksi jual beli, yang dilakukan sesering mungkin dimana penjual untung pembeli untung.
Mungkin pemahaman lebih dalam tentang customer dapat memberikan cara berpikir yang berbeda. Banyak orang yang menyamaratakan istilah customer, padahal customer dibagi kedalam beberapa kategori, dimana masing-masing kategori tersebut membutuhkan treatment yang khas. Dengan treatment yang benar maka tujuan penjualan yang benar dapat diraih, kesetiaan customer dapat diperoleh dan pekerjaan menjual jadi lebih mudah, membagi customer ke dalam anak tangga dari bawah hingga atas seperti: Suspect, Prospect, Customer, client, danyang tertinggi adalah Advokate.
Suspect adalah mereka yang sudah terekpos pada produk atau jasa yang akan kita jual, atau mengenal perusahaan yang memproduksi produk tersebut, atau kita sebagai penjualnya, Prospect adalah orang yang kita tuju secara serius dalam melakukan penjualan barang atau jasa yang kita tawarkan, karena ketertarikan dengan produk yang kita tawarkan.
Customer adalah orang-orang yang telah membeli produk atau jasa yang kita jual. Untuk sampai ketahap customer, seseorang harus melewati tahap mengetahui, kemudian tertarik, berhasrat, dan ahirnya membeli.
client adalah orang yang telah membeli produk barang atau jasa kita, lebih daru satu kali, client adalah Customer yang membeli ulang bukan semata-mata karena kebutuhan produk barang atau jasa tersebut, melainkan mereka merasa telah dipuaskan oleh produk atau jasa yang kita jual.
Advokate adalah mereka yang bukan hanya membeli produk atau jasa untuk mereka sendiri, melainkan juga mereferensikan produk barang atau jasa yang mereka gunakan kepada yang lain. Terlebih lagi seorang Advokate mempunyai kreadibility dan realibity yang lebih tinggi dimata calon customer, karena mereka mau memberikan referensi dan testimony secara gratis.
Menciptakan Advokate sebanyak mungkin harus menjadi tujuan, dimana kuncinya adalah customer tidak akan menjadi client. Client tidak akan menjadi advokate jika kepuasan yang diterima hanya biasa-biasa saja.
yang bernama Joni. Joni bisa menjual apapun, dimanapun, kepada siapapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Joni adalah pekerja "super keras" ia mulai bereaksi dari pagi buta hingga larut malam, dari hari senin hingga hari minggu tanpa istirahat. Namun Tuhan berkehendak lain, menurutNya sudah waktunya Joni beristirahat, dan Jonipun tanpa sempat pamit meninggal dunia.
Setelah meninggal dunia. Joni bertemu dengan malaikat untuk menentukan bagaimana kehidupan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan malaikat, amal baik Joni sama dengan hal-hal buruk yang ia kerjakan selama hidup di dunia, dengan demikian Joni boleh memilih untuk masuk surga atau neraka. Karena joni salesman yang berpengalaman, maka iapun berhati-hati dalam menentukan pilihan, maka kemudianpun ia bertanya kepada malaikat apa yang ia dapatkan baik disurga atau pun di neraka. Menurut malaikat, surga itu serba bersih, serba teratur dan serba kecukupan. Di surga dapat bertemu dengan para nabi dan orang-orang suci lainnya, bertemu dengan orang yang sepanjang hidupnya mengerjakan perbutatan baik, dan para pemuka agama. Kalau dineraka serba ada, serba bebas, serba enak. Biarpun tidak seteratur surga, tetapi segala kenikmatan di dunia ada di neraka. Bedanya, di neraka semuanya di dapat secara gratis.
Joni pun menimbang kedua pilihan itu dengan sangat hati-hati. Menyadari sepanjang hidupnya selalu menjual dan tidak sempat merasakan kenikmatan duniawi, maka Joni tertarik untuk memilih neraka. Joni adalah salesman dia butuh garansi. Oleh karena itu ia meminta malaikat, kalu seandainya ia memilih neraka dan tidak puas, apakah ia boleh pindah ke surga. Malaikatpun kembali melihat catatan, dan ternyata aturan mengenai itu dimungkinkan selama Joni tingggal di neraka minimum enam bulan sejak masuk. Joni pun setuju dan ia pun masuk se ke dalam neraka.
Enam bulan kemudian pagi-pagi benar ada keributan di depan markas malaikat. Seoang pria menggedor-gedor pintu sambil berteriak-teriak marah. Malaikatpun keluar dan bertanya apa duduk permasalahanya. Si pria itu ternyata baru datang dari neraka dan marah-marah karena merasa ditipu oleh malaikat. Apa yang dikatakan malaikat tentang neraka enam bulan lalu ternyata tidak benar. Di neraka menurut pria ini serba panas, dimana-mana ada api dan selalu dikejar-kejar setan dengan pedang yang membara, dan tidak ada satupun kenikmatan duniawi yang dapat di temuinya.
Malaikat lalu bertanya siapa nama pria tersebut. Dan pria tersebut menjawab Joni malaikat melihat ke catatan Joni, Joni yang mana kerena banyak Joni-Joni yang lain. Dengan kesal Joni menjawab bahwa ia adalah joni sang "super salesman". Malikat itu kemudian dengan teliti melihat catatan mereka, dan menjawab"Oooo..., kamu Joni "super salesman" yang hebat itu. Kenapa harus marah-marah seperti itu? Kalau aku tidak mengatakan begitu kepadamu enam bulan yang lalu, kamu pasti tidak mau masuk neraka. Ah masak gitu saja marah, dahulukan kamu salesman?, saya juga salesman juga!," ujar malaikat dengan tatapan penuh ejekan.
Cerita ini sebuah kasus, yang mengungkapkan segala cara boleh digunakan oleh penjual, yang penting terjadi penjualan.Cara seperti itu akan menimbulkan situasi dimana sipenjual akan selalu mencari korban agar terjadi transaksi penjualan. Cara seperti ini merupakan pencerminan paradigma berpikir bahwa penjualan adalah ahir pemasaran. setelah melakukan penjualan, penjual akan selalu berpikir untuk mencari calon pembeli baru, demikian seterusnya kejadian berulang. Paradigma berpikir seharusnya adalah: penjualan merupakan titik awal dari hubungan seumur hidup antara penjual dan pembeli, yang harus kita ketahui dan pahami bahwa tujuan penjualan adalah menawarkan produk barang atau jasa kepada konsumen supaya terjadi transaksi jual beli, yang dilakukan sesering mungkin dimana penjual untung pembeli untung.
Mungkin pemahaman lebih dalam tentang customer dapat memberikan cara berpikir yang berbeda. Banyak orang yang menyamaratakan istilah customer, padahal customer dibagi kedalam beberapa kategori, dimana masing-masing kategori tersebut membutuhkan treatment yang khas. Dengan treatment yang benar maka tujuan penjualan yang benar dapat diraih, kesetiaan customer dapat diperoleh dan pekerjaan menjual jadi lebih mudah, membagi customer ke dalam anak tangga dari bawah hingga atas seperti: Suspect, Prospect, Customer, client, danyang tertinggi adalah Advokate.
Suspect adalah mereka yang sudah terekpos pada produk atau jasa yang akan kita jual, atau mengenal perusahaan yang memproduksi produk tersebut, atau kita sebagai penjualnya, Prospect adalah orang yang kita tuju secara serius dalam melakukan penjualan barang atau jasa yang kita tawarkan, karena ketertarikan dengan produk yang kita tawarkan.
Customer adalah orang-orang yang telah membeli produk atau jasa yang kita jual. Untuk sampai ketahap customer, seseorang harus melewati tahap mengetahui, kemudian tertarik, berhasrat, dan ahirnya membeli.
client adalah orang yang telah membeli produk barang atau jasa kita, lebih daru satu kali, client adalah Customer yang membeli ulang bukan semata-mata karena kebutuhan produk barang atau jasa tersebut, melainkan mereka merasa telah dipuaskan oleh produk atau jasa yang kita jual.
Advokate adalah mereka yang bukan hanya membeli produk atau jasa untuk mereka sendiri, melainkan juga mereferensikan produk barang atau jasa yang mereka gunakan kepada yang lain. Terlebih lagi seorang Advokate mempunyai kreadibility dan realibity yang lebih tinggi dimata calon customer, karena mereka mau memberikan referensi dan testimony secara gratis.
Menciptakan Advokate sebanyak mungkin harus menjadi tujuan, dimana kuncinya adalah customer tidak akan menjadi client. Client tidak akan menjadi advokate jika kepuasan yang diterima hanya biasa-biasa saja.
diambil dari majalah manajement best
practice no 182 mei-juni 2004
practice no 182 mei-juni 2004
24 November 2008
Langganan:
Postingan (Atom)