09 Desember 2008
siapa yang tahu?
Dikisahkan para malaikatpun bingung dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan memberanikan diri bertanya "Ya Tuhan kami, apa sebabnya engkau menggiring ikan-ikan itu kepermakaan laut sehingga raja yang zalim itu selamat, sedangkan sewaktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan tersebut ke dasar laut sehingga raja yang baik itu meninggal?" Tuhan pun berfirma, "Wahai para malaikatku, sesungguhnya raja uang zalim itu telah berbuat kebaikan. Karena itu aku balas kebaikannya itu, sehingga nati pada waktu dia menghadap-Ku, tidak adalagi kebaikan sedikitpun yang akan dibawanya. Dan akan aku tempatkan di neraka yang paling bawah! sementara raja yang bijak itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikitpun dosa yang dibawanya; karena hukuman atas dosanya itu telah kutunaikan seluruhnya didunia
Kita dapat mengambil sedikitnya tiga pelajran dari tutur bersayap ini. Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang hukumannya langsung di tunaikan Allah di dunia ini pula, sehingga dengan demikian di akhirat nanti tidak diperhitungkan-Nya lagi (kenyakinan ini dapat menguatkan iman kita ketika sedang tertimpa musibah) Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita (kenyakinan ini dpt menjaga kita untuk tidak berbuat seenaknya dengan lezatnya duniawi sehingga meninggalkan urusan akhirat) Pelajaran ketiga adalah: Siapa yang tahu maksud Allah?
06 Desember 2008
kecil itu indah
Message yang ingin disampaikan disini dari peristiwa diatas bukannya berarti kita sedang naik bus lalu ketemu batu, batu itu harus kita pungut, tetapi message yang ingin dikemukakan disini adalah janganlah meremehkan yang kecil-kecil. Karena yang kecil bisa jadi suatu ketika akan menjadi sangat besar nilainya. Jangan kita remehkan ibadah-ibadah yang kelihatanya sepele, karena yang sepele ini boleh jadi justru akan memetukan posisi timbangan kita di pengadilan ahir kelak. Ucapan salam, mengunjungi orang sakit, memenuhi undangan, senyum, istigfar, sedekah dan ibadah-ibadah lainya yang seringkali kita abaikan karene kecilnya.
05 Desember 2008
Tidak perlu ber mimpi dahulu
Meskipun hanya mimpi, tetapi hal ini memberikan kesan yang memdalam bagi jiwanya. Maka di carilah orang yang terkenal pandai membaca tabir mimpi "ular naga itu adalah penjelmaan amal salahmu, sedangkan orang tua renta yang berwajah rembulan itu adalah wujud dari amal salehmu," begitulah tutur sang ahli pembaca mimpi
Mendengar hal itu, orang ini pun tertegun sambil mengingat-ngingat perbuatannya selama ini. "Pantas saja kalau orang tua yang berwajah rembulan itu tidak bisa menolongku, karena amal salehku lebih sedikit dibandingkan pembangkanganku terhadap tuhan" katanya lirih
Ahirnya orang itupun bertekad untuk bertobat dengan sungu-sunguh, yaitu ia akan selalu mentaati perintah Tuhan dan menjahui segala larangan-Nya.
Sebenarnya kisah diatas ini tidaklah aneh, karena memang karena setiap orang pernah bermimpi. Tetapi apakah kita harus bermimpi dikejar naga dahulu baru bertobat?Apakah kita lupa sudah berapa banyak saudara kita yang meninggal tanpa dempat dikejar oleh sang naga?
Belajarlah dari Burung dan Cacing!
02 Desember 2008
Masih banyakkah oksigen kita
Melupakan tugas semula yaitu mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana. Hingga pada suatu saat, ahirnya pun merasa bahwa oksigen di pungungnya tinggal sedikit lagi. Maka timbul rasa takutnya, tak terbanyangkan olehnya kemarahan majikannya bila ia muncul kepermukaan tanpa membawa sejumlah tiram mutiara yang diharapkan. Dengan tergesa-gesa, karena persediaan oksigen dalam tabungnya sudah menipis, ia berusaha mengambil tiram yang ada sebanyak-banyaknya. Namun sanyang, fisiknya yang kelelahan setelah bercanda ria dengan ikan-ikan hias yang indah itu tidak mampu menunjang lagi.
Akhirnya isi tabung benar-benar kosong, sehingga meskipun tiram mutiara yang di bawanya tinggal sedikit, ia mau tak mau harus muncul ke permukaan laut. Malangnya lagi, kerena terburu-buru ia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah di dapatnya dengan susah payah itu sebagian tumpah keluar.
Di permukaan, majikannya telah menunggu. Ketika dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram sebagaimana yang diharapkan, maka ia pun memcaci-maki penyelam itu dan saat itu pula si penyelam di pecat tanpa diberi pesangon sedikipun! dengan penuh rasa penyesalan si penyelam meminta kesempatan ulang untuk menyelam kembali, namun majikannya menolak, "Lebih baik aku memakai orang lain daripada memakai engkauyang hanya pandai membuang-buang oksigen saja!"katanya ketus
Yang ingin disampaikan dalam kisah ini yaitu perupamaan yang begiytu mirip dengan perjalannan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen melambangkan umur manusia, tiram mutiara melambangkan pahala dan tiram mutiara yang tumpah itu melambangkan pahala yang hilang karena ria, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan akan kenikmatan duniawi
01 Desember 2008
28 November 2008
JANGAN MENJUAL NERAKA
yang bernama Joni. Joni bisa menjual apapun, dimanapun, kepada siapapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Joni adalah pekerja "super keras" ia mulai bereaksi dari pagi buta hingga larut malam, dari hari senin hingga hari minggu tanpa istirahat. Namun Tuhan berkehendak lain, menurutNya sudah waktunya Joni beristirahat, dan Jonipun tanpa sempat pamit meninggal dunia.
Setelah meninggal dunia. Joni bertemu dengan malaikat untuk menentukan bagaimana kehidupan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan malaikat, amal baik Joni sama dengan hal-hal buruk yang ia kerjakan selama hidup di dunia, dengan demikian Joni boleh memilih untuk masuk surga atau neraka. Karena joni salesman yang berpengalaman, maka iapun berhati-hati dalam menentukan pilihan, maka kemudianpun ia bertanya kepada malaikat apa yang ia dapatkan baik disurga atau pun di neraka. Menurut malaikat, surga itu serba bersih, serba teratur dan serba kecukupan. Di surga dapat bertemu dengan para nabi dan orang-orang suci lainnya, bertemu dengan orang yang sepanjang hidupnya mengerjakan perbutatan baik, dan para pemuka agama. Kalau dineraka serba ada, serba bebas, serba enak. Biarpun tidak seteratur surga, tetapi segala kenikmatan di dunia ada di neraka. Bedanya, di neraka semuanya di dapat secara gratis.
Joni pun menimbang kedua pilihan itu dengan sangat hati-hati. Menyadari sepanjang hidupnya selalu menjual dan tidak sempat merasakan kenikmatan duniawi, maka Joni tertarik untuk memilih neraka. Joni adalah salesman dia butuh garansi. Oleh karena itu ia meminta malaikat, kalu seandainya ia memilih neraka dan tidak puas, apakah ia boleh pindah ke surga. Malaikatpun kembali melihat catatan, dan ternyata aturan mengenai itu dimungkinkan selama Joni tingggal di neraka minimum enam bulan sejak masuk. Joni pun setuju dan ia pun masuk se ke dalam neraka.
Enam bulan kemudian pagi-pagi benar ada keributan di depan markas malaikat. Seoang pria menggedor-gedor pintu sambil berteriak-teriak marah. Malaikatpun keluar dan bertanya apa duduk permasalahanya. Si pria itu ternyata baru datang dari neraka dan marah-marah karena merasa ditipu oleh malaikat. Apa yang dikatakan malaikat tentang neraka enam bulan lalu ternyata tidak benar. Di neraka menurut pria ini serba panas, dimana-mana ada api dan selalu dikejar-kejar setan dengan pedang yang membara, dan tidak ada satupun kenikmatan duniawi yang dapat di temuinya.
Malaikat lalu bertanya siapa nama pria tersebut. Dan pria tersebut menjawab Joni malaikat melihat ke catatan Joni, Joni yang mana kerena banyak Joni-Joni yang lain. Dengan kesal Joni menjawab bahwa ia adalah joni sang "super salesman". Malikat itu kemudian dengan teliti melihat catatan mereka, dan menjawab"Oooo..., kamu Joni "super salesman" yang hebat itu. Kenapa harus marah-marah seperti itu? Kalau aku tidak mengatakan begitu kepadamu enam bulan yang lalu, kamu pasti tidak mau masuk neraka. Ah masak gitu saja marah, dahulukan kamu salesman?, saya juga salesman juga!," ujar malaikat dengan tatapan penuh ejekan.
Cerita ini sebuah kasus, yang mengungkapkan segala cara boleh digunakan oleh penjual, yang penting terjadi penjualan.Cara seperti itu akan menimbulkan situasi dimana sipenjual akan selalu mencari korban agar terjadi transaksi penjualan. Cara seperti ini merupakan pencerminan paradigma berpikir bahwa penjualan adalah ahir pemasaran. setelah melakukan penjualan, penjual akan selalu berpikir untuk mencari calon pembeli baru, demikian seterusnya kejadian berulang. Paradigma berpikir seharusnya adalah: penjualan merupakan titik awal dari hubungan seumur hidup antara penjual dan pembeli, yang harus kita ketahui dan pahami bahwa tujuan penjualan adalah menawarkan produk barang atau jasa kepada konsumen supaya terjadi transaksi jual beli, yang dilakukan sesering mungkin dimana penjual untung pembeli untung.
Mungkin pemahaman lebih dalam tentang customer dapat memberikan cara berpikir yang berbeda. Banyak orang yang menyamaratakan istilah customer, padahal customer dibagi kedalam beberapa kategori, dimana masing-masing kategori tersebut membutuhkan treatment yang khas. Dengan treatment yang benar maka tujuan penjualan yang benar dapat diraih, kesetiaan customer dapat diperoleh dan pekerjaan menjual jadi lebih mudah, membagi customer ke dalam anak tangga dari bawah hingga atas seperti: Suspect, Prospect, Customer, client, danyang tertinggi adalah Advokate.
Suspect adalah mereka yang sudah terekpos pada produk atau jasa yang akan kita jual, atau mengenal perusahaan yang memproduksi produk tersebut, atau kita sebagai penjualnya, Prospect adalah orang yang kita tuju secara serius dalam melakukan penjualan barang atau jasa yang kita tawarkan, karena ketertarikan dengan produk yang kita tawarkan.
Customer adalah orang-orang yang telah membeli produk atau jasa yang kita jual. Untuk sampai ketahap customer, seseorang harus melewati tahap mengetahui, kemudian tertarik, berhasrat, dan ahirnya membeli.
client adalah orang yang telah membeli produk barang atau jasa kita, lebih daru satu kali, client adalah Customer yang membeli ulang bukan semata-mata karena kebutuhan produk barang atau jasa tersebut, melainkan mereka merasa telah dipuaskan oleh produk atau jasa yang kita jual.
Advokate adalah mereka yang bukan hanya membeli produk atau jasa untuk mereka sendiri, melainkan juga mereferensikan produk barang atau jasa yang mereka gunakan kepada yang lain. Terlebih lagi seorang Advokate mempunyai kreadibility dan realibity yang lebih tinggi dimata calon customer, karena mereka mau memberikan referensi dan testimony secara gratis.
Menciptakan Advokate sebanyak mungkin harus menjadi tujuan, dimana kuncinya adalah customer tidak akan menjadi client. Client tidak akan menjadi advokate jika kepuasan yang diterima hanya biasa-biasa saja.
practice no 182 mei-juni 2004
24 November 2008
22 November 2008
Pelajaran pertama tentang kepemimpinan
Seoang raja yang sudah memasuki usia senja sedang mempersiapkan putranya agar suatu ketika kelak dapat menggantikan dirinya. Ia mengirim putranya kepada seorang bijak untuk belajar mengenai kepemimpinan .
Setelah menempuh perjalanan panjang, bertemulah putra mahkota ini dengan seorang bijak. “Aku ingin belajar padamu cara memimpin bangsaku” katanya. Orang bijak menjawab, “Masuklah engkau ke dalam hutan dan tinggalah selama setahun. Engkan akan belajar mengenai kepemimpinan.”
Setahun berlalu, Kembalilah putra mahkkota ini menemui si orang bijak. “Apa yang sudah engkau pelajari?” Tanya orang bijak. “Saya sudah belajar bahwa inti kepemimpinan adalah mendengarkan .” jawabnya “Lantas apa yang sudah engkau dengarkan?” “Saya sudah mendengarkan bagaimana burung-burung berkicau, air mengalir, angin berhembus serta serigala melolong di malam hari”jawabnya. “Kalau hanya itu yang engkau dengarkan berarti engkau belum memahami arti kepemimpinan. Kembalilah ke hutan dan tinggalah di sana satu tahun lagi,” kata si orang bijak.
Walaupun penuh keheranan, putra mahkota ini kembali mengikuti saran tersebut, setahun berlalu dan kembalilah ia kepada si orang bijak. “Apa yang sudah engkau pelajari,” Tanya orang bijak. “Saya sudah mendengarkan suara matahari memanasi bumi, suara bunga-bunga yang mekar merekah serta suara rumput yang menyerap air.” “Kalau begitu engkau sekarang sudah siap mengantikan ayahmu. Engkau sudah memahami hakekat kepemimpinan “ kata si orang bijak seraya memeluk sang puttrra mahkota
Syarat utama kepemimpinan adalah kemampuan mendengarkan. Manusia di ciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Ini adalah isyarat kita perlu mendengar dua kali sebelum berbicara satu kali. Mulut juga didisain tertutup sementara telinga kita dibuat terbuka. Ini juga pertanda bahwa kita perlu lebih sering menutup mulut dan membuka telinga.
Semua masalah yang terjadi di dunia ini senantiasa bermula dari satu hal: kita terlalu banyak bicara tapi kurang mau mendengarkan orang lain. Kita memiliki statement(pernyataan), tapi terlalu sedikit kemauan mendengakan pihak lain. Tetapi , mendengarkan dengan telinga baru merupakan tingkat pertama mendengarkan. Seperti yang ditunjukan cerita di atas, seoarng pemimpin bahkan dituntut untuk dapat memdengarkan hal-hal yang tak bisa didengarkan, menangkap hal–hal yang tak dapat di tangkap serta merasakan hal-hal yang tak dapat dirasakan oleh kebanyakan orang.
Sorang pemimpin perlu mendengarkan dengan mata. Inilah tingkat kedua memdengakan. Dalam proses komunikasi ada banyak hal yang tidak dapat dikatakan tapi sering ditunjukan dengan tingkah laku dan bahasa tubuh. Orang mungkin tidak mengatakan keberatan memenuhi permintaan anda, tapi bahasa tubuhnya menunjukan hal sebaliknya. Seorang karyawan yang merasa gajinya terlalu rendah mungkin tidak menyampaikan keluhannya dalam bentuk kata-kata tetapi dalam bentuk perbuatan Nah, kalau anda tidak dapat menangkap tanda-tanda ini. Anda belum memiliki kepakaan yang diperlukan sebagai pemimpin.
Tingkat ketiga adalah mendengarkan dengan hati. Inilah tangkat memdengarkan yang tertingi. Penyair Kahlil Gibran menggambarkan hal ini dengan mengatrtakan “ Adalah lebih baik untuk memberi jika di minta, tetapi jauh lebih baik bila memberi ta,mpa diminta.”Kita memberikan sesuatu kepada orang lain karena penghayatan, rasa empati serta kepekaan kita akan kebutuhan oranng lain. Disini orang tidak perlu mengatakan atau menunjukan apapun, kitalah yang langsung dapat mengankap apa yang menjadi kebutuhannya. Komunikasi berlangsung dari hati kehati dengan mengunakan “kecepatan cahaya”